SAAT BUAH HATI DINANTI: PANDUAN QUR’ANI MENGHADAPI INFERTILITAS

Infertilitas merupakan salah satu ujian kehidupan yang sering kali menimbulkan kegelisahan dalam rumah tangga. Tidak sedikit pasangan yang diuji dengan penantian panjang untuk memperoleh keturunan, hingga akhirnya diuji pula dalam kesabaran, keikhlasan, dan keyakinan terhadap ketentuan Allah Swt. Al-Qur’an menyebut kondisi ini dengan dua istilah yang sarat makna, yaitu ‘âqir dan ‘aqîm. Keduanya tidak hanya menggambarkan keadaan biologis, tetapi juga mengandung pesan spiritual yang mendalam tentang kekuasaan dan kehendak Ilahi dalam menentukan perjalanan hidup manusia.

Buku ini berupaya mengungkap makna kedua istilah tersebut dengan mendekatkannya pada konteks kehidupan manusia modern, terutama dalam menghadapi ujian keturunan. Istilah ‘âqir menggambarkan bentuk infertilitas yang bersifat sementara, di mana harapan untuk memiliki keturunan masih terbuka dengan izin Allah Swt. Sebaliknya, istilah ‘aqîm menunjukkan kondisi sterilitas yang bersifat mutlak, sebagai tanda kebesaran Allah dalam menetapkan takdir bagi setiap hamba-Nya. Melalui dua istilah ini, pembaca diajak memahami bahwa setiap kondisi memiliki makna, dan setiap penantian menyimpan hikmah yang tidak selalu tampak di permukaan.

Buku ini juga menegaskan bahwa infertilitas bukanlah aib, melainkan bagian dari perjalanan spiritual yang mengajarkan kesabaran, doa, dan ketundukan kepada Allah. Dari kisah para nabi hingga nilai-nilai reflektif kehidupan, buku ini mengajak pembaca melihat bahwa penantian bukan sekadar menunggu, melainkan proses tumbuh dalam iman dan cinta kepada Sang Pencipta. Dengan demikian, semoga buku ini menjadi penguat bagi setiap hati yang diuji, serta membuka pandangan bahwa setiap takdir Allah selalu mengandung kebaikan yang indah pada waktunya.

Leave a Reply